1. Identitas Buku
Ø
Judul buku : Dendam Dukun
Jalang
Ø
Nama pengarang : Tara Zagita
Ø
Tahun terbit : tidak
dicantumkan
Ø
Kota terbit : Jakarta
Ø
Badan penerbit : Sinar Matahari
Ø
Gambar sampul : Bergambar wanita
cantik berbaju biru dan dibelakangnya terdapat ular hijau serta terdapat wajah
dukun jalang yang mengintip di belakang pintu
Ø
Tinggi buku : 16 cm
Ø
Tebal buku : 35 halaman
(0,6 cm)
Ø
Jenis buku yang diresensi : Fiksi yaitu Novel
2. Sinopsis
Dukun berilmu tinggi yang bernama Madam Ladebra
mencoba menggagalkan perkawinan Pramuda dengan Emafie. Namun usahanya itu
dihalang-halangi oleh Kumala Dewi seorang dewi ular yang baik hati, bahkan
Kumala berhasil membuat delapan pengawal iblisnya menjadi kalang kabut. Maka
dari itu timbullah dendam di hati dukun berilmu hitam yang terkenal sadis itu.
Dewi ular mengetahui bahwa dirinya sedang diincar oleh
dukun tersebut. Tapi sahabatnya yaitu Dewi Angora seorang dewi kucing, melarang
Kumala menghadapi tantangan Madam Ladebra, karena ternyata dukun jahat itu
telah berhasil menemukan pusaka milik ayahnya Angora yaitu batu intan biru.
Kedahsyatan batu tersebut telah dibuktikan oleh si dukun bermata jalang dengan
sadis.
Untuk mengetahui rahasia kelemahan batu intan baru,
Dewi Angora harus melakukan “semedi nista”. Ia harus bercumbu terus menerus
dengan pasangannya sampai mendapatkan bisikan ghaib yang membawa rahasia
tersebut. Tapi selama menunggu Angora selesai semedi, ternyata ulah Madam
Ladebra semakin menggila.
Namun dengan kecerdikan Kumala Dewi kejahatan Madam
Ladebra sedikit bisa teratasi. Dia menyuruh para calon korban untuk bersembunyi
diantara cermin-cermin karena kekuatan batu intan biru akan memantul jika
mengenai cermin.
Setelah Dewi Angora mendapatkan bisikan ghaib yang
isinya bahwa batu intan biru dapat
terkalahkan oleh potongan pusar bayi kembar, ia segera mencari benda tersebut.
Akhirnya benda itu dapat diketemukan dan Dewi Angora dapat megalahkan dukun
jalang yang jahat itu.
3. Keunggulan dan kelemahan
buku
a.
Keunggulan buku
Ø
Menggunakan majas yang
menarik
Seperti pada paragraf berikut: “Namun ketika itu deru angin terasa aneh.
Gemuruhnya menjadi seperti menggema ke mana-mana. Hembusan angin seperti
berputar-putar tak tentu arah. Rintik hujan gerimis pun seakan lari ke sana
sini. Lalu, terdengar suara dentum dahsyat dari langit. Cahaya petir berkilap
cepat menoreh permukaan langit hitam. Jlegaar....! Blaaaannnnggg........
Ø
Gaya bahasa mudah
dimengerti (menggunakan bahasa sehari-hari)
Seperti pada paragraf berikut: “Petir bisa berhenti?! Ooh, baru kali ini
ku lihat petir bisa berhenti bergerak di atas sana?! Dan, ya ampun....?!
ternyata anginpun berhenti bergerak?! Oh, ooh.... tak ada angin?!
Ø
Unsur-unsur intrinsik mudah
dipahami dan jelas yaitu:
1) Tema : Kedendaman
2) Alur : Maju
3) Penokohan :
- Dewi Ular : baik hati, cerdik, dan suka
menolong
- Dewi
Angora : baik hati, bersahabat,
suka menasehati, dan rela berkorban
- Madam Ladebra : Pendendam, licik, sadis, dan jahat
4) Seting : a. Di
rumah Emafire® malam hari ®
ricuh
b. Di dalam goa ® berhari-hari ®
sunyi
c. Di pedesaan ® malam hari ®
tegang, ricuh
d. DI istana Dewi Ular ®
berhari-hari ®
tegang
5) Sudut pandang : orang
ke-3 pelaku utama
6) Amanat :
Jangan suka mendendam kepada orang lain karena dendam pada akhirnya akan
membawa dampak buruk bagi diri kita sendiri
b. Kelemahan buku
Ø
Sosial budaya pengarang
kurang baik terbukti dengan cerita karangannya menggunakan perilaku tokoh
protagonis yang tidak sesuai dengan atiran sosial, budaya, dan agama yaitu
bercumbu dengan pasangan (bukan suami-istri) untuk mendapatkan bisikan ghaib.
Selain itu perilaku tokoh antagonis yang memilih
“burung” (alat kelamin pria) sebagai perilaku sadisnya.
Ø
Kertas buku berwarna buram
sehingga pembaca kurang menarik pembacanya.
4. Pembelajaran yang bisa
diperoleh
Isi buku ini kurang mendidik pembaca karena terdapat perilaku tokoh yang
tidak boleh ditiru oleh pembaca yaitu bercumbu dengan bukan suami istri,
meminta bantuan kepada makhluk halus, dan memotong burung (alat kelamin pria).
Namun dari amanatnya kita dapat
mengambil pelajaran bahwa dendam merupakan perbuatan tercela dan berdampak
buruk bagi diri kita maupun orang lain.
5. Penilaian terhadap isi
buku
Isi buku layak dibaca sebagai hiburan dan pengisi waktu luang serta dapat
diambil amanatnya. Namun perbuatan tokohnya tidak perlu dicontoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar