Diary Di Bulan September
Dalam
usia remaja tipis sekali perbedaan antara pertemanan dengan perasaan suka.
Tipis juga perbedaan antara kejujuran dengan kebohongan, juga keterbukaan dan
perasaan yang hanya di pendam. Untuk menghindari sebuah penyesalan kita memenag
harus dapat sedikit membuka diri untuk berani berkata sejujurnya seperti
terkisah pada anak remaja SMA berikut. Dalam suasanan ruang kelas yang terlihat
sepi, ia terlihat sendiri merenung dan sambil menulis sesuatu.
Liza : ( Duduk, sambil menulis ).
(Tidak lama kemudian datanglah siska menghampiri dengan wajah
judesnya)
Siska : Ehem ….ehem….Kelihatanya ada yang cari
perhatian nih !
Liza : Siska !!?
Siska : Kenapa ?? dasar sok pendiem, sok manis kamu !
Liza : Jangan gitu sis, aku tidak tahu maksud bicara
kamu.
Siska : Halah,
udahlah munafik kamu itu. Berani-beraninya kamu cari perhatianya
bayu !
Liza : Tega-teganga
kamu bilang seperti itu ke aku. Aku juga tidak ada hubungan apa-apa sama bayu
Siska : Kenapa
harus gak tega ! Sudahlah, Ngurusin kamu
bikin rambut kriting aja ! Awas caper lagi !!
( Siska pun beranjak
pergi )
Liza : Apa
sih maksud bicaranya liza ? Padahal aku tidak pernah cari gara-gara sama dia (
Setelah termenung, liza melanjutkan menulis diarynya)
(Tidak lama kemudian
Ella, sahabat baik Liza dating).
Ella : Liza,
sendirian aja. Sedang apa ? Nulis apa hayo ?
Liza : Ih,
kamu ella bisa saja ! ini bukan apa-apa kok
Ella : Kalau
bukan apa-apa, coba kulihat ya liz !
Liza : Jangan
donk Ella !
Ella : Iya
….. aku tahu itu privasi kamu. Tapi saranku, kalau ada apa-apa cerita sama aku
liz, siapa tahu aku bisa bantu. Jangan disimpen sendirian aja.
Liza : Iya
Ell ….. beres. Ya, sudah aku ketoilet dulu ya ( sambil cepat-cepat ke toilet, Diarynya pun lupa tidak ia bawa ).
Ella : Yach
liza ke toilet, enaknya kemana ya ….?! Ke perpus aja ah
Eh …. Ini diary liza
ketinggalan. Biarin dulu dech …. ( Ella pergi ).
(Setelah
Ella pergi Siska dan Nana ke kelas bermaksud mencari Liza).
Nana : Mana,
sis anaknya ? kata kamu di sini…?
Siska : Tadi
memang di sini, kemana lagi ? mau dihajar malah pergi !
Nana : Lha
tapi ??
Siska : Hih
dasar caper !!
Nana : Caper
gimana sis ?
Siska : Udah
sok diem, sok manis. Padahal bisa aja itu narik perhatianya Bayu
Nana : Tunggu-tunggu
! tapi bukanya liza itu memang manis juga diem, ya ?
Siska : Dasar
blo’on kamu, malah belain dia !
Nana : Ya,
maaf bukanya gitu sis !
Siska : Halah
udahlah banyak ngomong, ke kantin aja yuk !
Nana : em,
iya deh
(Siska dan
Nana pun ke kantin. Setelah kepergian mereka datang bayu dan irwan)
Irwan : Kamu
kenapa yu ? diem aja !
Bayu : Gak….
Irwan : Wah,
gak seru !
Bayu : Ah,
terserah kamu deh
Irwan : Iya,
sudahlah. Janganlah sewot kalau gak mau bilang …..
Bayu : Liza-liza
Irwan : Kok
liza ? Jangan-jangan, kamu lagi demen sama anak pendiem itu ?
Bayu : Iya,
kenapa ya? Aku sudah mulai tertarik sama dia.
Irwan : Tidak
salah yu, kamu suka sama cewek seperti itu ?
Bayu : Gak
tau ah ! ( pergi ).
Irwan : Tunggu
woe.
(Setelah
Bayu dan Irwan pergi. Ella ke kelas mencari liza).
Ella : Aduh
liza mana ya ? lama banget ( mondar-mandir ). Kalem sich kalem, tapi kalau
seperti ini namanya kelewat kalem !
Eh, ini diary liza, Aku
penasaran apa yang terjadi sebenarnya dengan liza, selalu aja diem begitu
mungkin aku akan dapat jawabanya dari sini. Maaf ya lisa. ( Ella membaca diary
tersebut dari awal sampai akhir, akhirnya Ella mengetahui semua )
Liza, ternyata kamu
Liza : Ella
!!! ( datang dengan wajah pucat )
Ella : Lisa,
maaf. Kenapa gak cerita sama aku. Aku ini sahabat kamu liza
Liza : Kamu
sudah tau semua Ell ?
Ella : Iya
lis, maaf ( memeluk liza )
(Setelah
selesai berpelukan).
Liza : Aku
pusing, Ell….( pingsan )
Ella : Liza,
tidaaaak. Bangun liz, bangun ( bingung )
Tolong-tolong !
Bayu pun
datang, mendengar suara ella.
Bayu : Ya
ampun liza. Gimana ini ! ya telpon Pak. Herman
(Bayu pun mengeluarkan hand phone dari sakunya. Dan bergegas menelepon
Pak Herman).
Bayu : Assalamualaikum….pak !
Ini teman lisa pak ! Lisa pingsan di
sekolah. Bias cepat kemari Pak !
Iya saya tunggu !
(Tak lama kemudian pak Herman datang).
P. Herman : Astaghfirullahhaladzim Liza ( mendekati liza )
Bayu : Saya keluar dulu Om.
P. Herman : ( Mengangguk ) Nak, bangun nak, ini ayah...!
Liza : Ayah…!
P. Herman : Kenapa bias begini nak…?
Liza : Maafin liza selama ini yah !
(Setelah beberapa tetes air mata dan permintaan maaf itu terucap,
saat itu juga liza terakhir menghembuskan nafasnya).
P. Herman : Liza ? Nak ! Bangun nak !! Nak bangun
Inalilahiwainailaihirojiun…
Salah apa nak bapak selama ini
sampai-sampai kamu tega pergi ninggalin Bapak.(Sambil menangis)
Ella : Liaza !! Om …
Liza Om.
P. Herman : Iya nak, Liza telah meninggal !!
(Kemudian Pak Herman pun mengangkat Liza)
Ella : Bayu lama sekali sich !!
(Bayu pun dating).
Ella : Bayu
Bayu : Mana Liza dan Om Herman.
Ella : Liza telah meniggal Bay…. Baru saja dibawa Om
Herman
Bayu : Liza…. Aku harus menyusulnya…
Ella : Tunggu Bay,,, Kamu harus tau Bay…
Bayu : Apa Ell ?
Ella : Ini kamu baca saja. Ini milik Liza !
Bayu : Liza ? ( Membaca Diary Liza )
(Setelah membaca Bayu pun sedih dan sangat terpukul).
Bayu : Liza
….! Ternyata ! Andai kamu tahu akun punya rasa yang sama. Aku juga suka kamu
liz. Tapi kenapa di saat kamu pergi seperti ini. Aku menyesal.
Ella : Jangan
sedih, kuatkan hatimu.
Liza sekarang pasti
senang, karena ternyata kamu juga menyayanginya.
Kepergian Liza
menjadi pukulan terbesar buat orang-orang terdekatnya. Beginilah jadinya. Jika
kita hanya memendam perasaan kita. Kita tidak akan pernah tahu semuanya karena
kita sudah takut untuk mencoba mengungkapkannya. Dari sepenggal kisah ini, kita
sebaiknya harus berani berkata yang sebenarnya tentang perasaan kita sebelum
semuanya terlambat.
“ The End “
Isi Diary !!!
09
September 2009
Dear Diary …..
Melihat wajahmu kemarin itu sungguh
membuatku tak sangup lagi menahan henti denyut jantung yang semakin cepat
kurasa. Tatapanmu yang lembut sungguh membuatku semakin tak berdaya. Sampai
kapan rasa ini hanya terpendam dan semakin perih. Semakin lama kubayangkan semakin
ku teringat betapa pendeknya umurku. Aku juga tau kalaupun umur ini
panjang tak mungkin kau yang jadi
pelabuhan hatiku. Tidak mungkin!!!
Karena aku sadar semua yang ada padaku
jauh dari kesempurnaan.
Maafkan aku rasa ini hanya untukmu bayu.
Kenapa aku bisa suka padamu !?
Tapi kenapa aku harus sakit seperti ini
! Sakit yang membuatku singkat hidup di dunia ini atau sakit yang membuatku
cepat mati ! Tapi inikah jalan takdirku !
Jika memng seperti itu izinkan aku untuk membawa semua kenangan hidup
yang singkat ini. Izinkan aku memandang bayu untuk yang terakhir. Walau aku
hanya setitik kecil yang tak mungkin kau lihat. Yang sebentar lagi meninggalkan
hangatnya mentari seperti ini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar