KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “MOBILITAS SOSIAL” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang
kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak
ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin
Surabaya,
26 November 2011
PENYUSUN
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
............................................................. 1
KATA
PENGANTAR
.......................................................... 2
DAFTAR
ISI
....................................................................... 3
BAB I. Pendahuluan
i.
Latar
Belakang
................................................... 4
ii.
Rumusan
Masalah
.............................................. 4
iii.
Batasan
Masalah
................................................. 4
iv.
Tujuan
................................................................. 5
BAB
II. Pembahasan
i.
Pengertian
mobilitas sosial ................................. 6
ii.
Bentuk-bentuk
dari mobilitas sosial .................... 6
iii.
Faktor
pendorang dan penghambat
mobilitas sosial .................................................... 9
iv.
Saluran-saluran
mobilitas sosial ......................... 13
v.
Dampak
dari adanya mobilitas sosial ................. 14
vi.
Contoh
konkrit terjadinya mobilitas sosial
di
linngkungan sekitar
......................................... 16
BAB III. Penutup
i.
Kesimpulan ......................................................... 23
ii.
Saran
...................................................................
23
LAMPIRAN
............................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................
25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada
masyarakat modern sering kita jumpai fenomena-fenomena keinginan untuk
pencapaian status sosial yang lebih tinggi maupun pencapaian penghasilan yang
lebih tinggi. Hal tersebut merupakan pendorong masyarakat untuk melakukan
mobilitas sosial demi tercapainya kesejahterahan hiudp. Namun pada kenyataannya
mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat tidak hanya bersifat naik ke
tingkat yang lebih tinggi, akan tetapi banyak mobilitas sosial turun tanpa
direncanakan yang dapat menurunkan status dan penghasilan seseorang. Pada
kesempatan kali ini kami akan membahas dan menjabarkan tentang mobilitas sosial
yang terjadi di masyarakat,khususnya pada masyarakat Desa Sembayat Kecamatan
Manyar Kabupaten Gresik.
B. Rumusan Masalah
·
Apakah
pengertian mobilitas sosial?
·
Apa
sajakah bentuk-bentuk dari mobilitas sosial?
·
Apa
sajakah faktor pendorang dan penghambat mobilitas sosial?
·
Apa
sajakah saluran-saluran mobilitas sosial?
·
Bagaimana
dampak dari adanya mobilitas sosial?
·
Bagaimana
contoh konkrit terjadinya mobilitas sosial di linngkungan sekitar?
C. Batasan
Masalah
·
Pengertian
mobilitas sosial
·
Bentuk-bentuk
dari mobilitas sosial
·
Faktor
pendorang dan penghambat mobilitas sosial
·
Saluran-saluran
mobilitas sosial
·
Dampak
dari adanya mobilitas sosial
·
Contoh
konkrit terjadinya mobilitas sosial di linngkungan sekitar
D. Tujuan
·
Untuk
mengetahui pengertian mobilitas sosial
·
Untuk
mengetahui bentuk-bentuk dari mobilitas sosial
·
Untuk
mengetahui faktor pendorang dan penghambat mobilitas sosial
·
Untuk
mengetahui saluran-saluran mobilitas sosial
·
Untuk
mengetahui dampak dari adanya mobilitas sosial
·
Untuk
mengetahui contoh konkrit terjadinya mobilitas sosial di linngkungan sekitar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mobilitas Sosial
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan,
pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya.
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau
banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada
istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau
sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah
perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke
lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu
departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan
gemilang.
·
Pengertian Menurut
Beberapa Ahli:
Paul B. Horton, mobilitas sosial
adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya
atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas
sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat
hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan
kelompoknya.
B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
- Mobilitas vertikal keatas
- Mobilitas vertikal ke bawah
a. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)
Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi
karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
- Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
- Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
- Melakukan peningkatan prestasi kerja
- Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
b. Mobilitas vertikal ke
bawah (Social sinking)
Sosial sinking merupakan proses penurunan
status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan
gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
- Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.
- Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B.
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
- Berhalangan tetap atau sementara.
- Memasuki masa pensiun.
- Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
2. Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
- Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
- Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial
- Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas
intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.
- Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
- Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa generasi.
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
- Mobilitas intergenerasi naik
- Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi turun)
C. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
a. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
a. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
- Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
- Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah
- Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
b. Faktor Individu Faktor individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
- Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial.
- Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
- Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan.
c. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
d. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
e. Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
f. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
g. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
h. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
i. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
j.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
k. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
l. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
d. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
e. Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
f. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
g. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
h. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
i. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
j.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
k. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
l. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
- Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
- Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
- Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.
- Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
- Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
- Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu.
D. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
- Angkatan Bersenjata, Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
- Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya
- Organisasi Politik Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif
- Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat
- Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.
- Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara lain ikatan
- Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita
- Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih tinggi
E. Dampak Mobilitas Sosial
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
- Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
- Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
- Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
Adapun dampak mobilitas
sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain
sebagai berikut.
- Dampak Positif :
- Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
- Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
- Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial.
- Dampak Negatif :
- Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. :
1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan
tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas
sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas.
2) Konflik
Antarkelompok sosialKonflik yang menyangkut
antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a.
Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial
yang modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial
yang lain yang memiliki wewenang
3) Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara
generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai
denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
- Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya
- Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
Menimbulkan ketakutan dan
kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
Adanya gangguan psikologis bila
seseorang turun dari jabatannya
Mengalami frustasi atau putus asa
dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat
mencapainya.
F. Contoh Mobilitas Sosial yang Kami Identifikasi
di Desa Sembayat, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik
1.
Pertanyaan
: Bilamana Individu mengalami mobilitas sosial?
Jawab :
·
Individu akan mengalami mobilitas sosial
vertikal ke atas (social climbing) bilamana dia mempunyai keinginan untuk
merubah status atau kedudukan kearah yang lebih tinggi, tetapi dia tidak hanya
memiliki keinginan saja, tetapi juga dibarengi dengan dia mempunyai kemampuan
khusus yang tidak dimiliki orang lain, sehingga dengan kemampuan khusus yang
dimiliki itu, maka dia dapat memperoleh kedudukan yang dia harapkan, kedudukan
yang menurutnya baik serta memiliki nilai prestise yang tinggi. Kemampuan yang
dimaksud disini bukan hanya kemampuan dalam segi intelektual saja, tetapi
kemampuan dalam segi emosional, religious serta financial juga bias
mempengaruhi tingkat mobilitas seseorang.
Contoh yang ada
di lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik:
Saudari Qoriah merupakan anak dari keluarga yang latar belakangnya kurang mampu
dalam segi financial, tetapi karena dia memiliki tekat serta kemampuan
intelektual yang bagus, sehingga dengan semangat yang dia miliki, dia akhirnya
bisa diterima di salah satu perguruan tinggi di Jakarta melalui jalur beasiswa.
Sehingga akhirnya dia bisa mengangkat derajat serta kedudukan orang tuanya
kearah yang lebih baik (vertikal ke atas).
·
Sedangkan individu akan mengalami mobilitas
sosial vertikal ke bawah (social sinking), bilamana kemampuan yang dimiliki
seseorang tersebut telah tergeser dengan kemampuan orang lain yang lebih baik
dari dia, atau bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang menyebabkan dia
mengalami mobilitas vertikal menurun.
Contoh yang ada di lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan
Manyar Kabupaten Gresik: Bapak H. Affandi merupakan anggota masyarakat Desa
Sembayat yang mengalami mobilitas vertikal menurun disebabkan karena kalahnya
persaingan dalam hal pertambakan. Awalnya beliau merupakan golongan orang yang
kaya, akan tetapi setelah beliau mengalami gulung tikar akibat kalahnya
persaingan dengan temannya sesama petambak sekarang beliau hidup dengan serba
pas-pasan.
·
Seseorang mengalami mobilitas horizontal
bilamana orang tersebut mengalami mobilitas dari mobilitas satu ke mobilitas
yang lain tetapi masih dalam 1 rangking sosial.
Contoh yang ada di lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan
Manyar Kabupaten Gresik: Saudari Ririn merupakan salah satu anggota masyarakat
Desa Sembayat yang mengalami mobilitas horizontal, Saudari Ririn merupakan
pegawai yang bekerja di Alfamidi, awalnya dia ditempatkan di Alfamidi cabang
Malang dan sekarang dia dipindah di Alfamidi cabang perbatasan Gresik-Surabaya,
Saudari Ririn kami katakan mengalami mobilitas sosial horizontal, karena
walaupun mengalami mobilitas tetapi masih dalam 1 rangking sosial.
2. Pertanyaan:
Siapakah yang mengalami mobilitas sosial baik vertikal (naik atau turun) maupun horizontal (terpaksa atau
sukarela)?
Jawab
:
·
Yang
mengalami mobilitas sosial vertikal naik adalah orang yang mengalami pergerakan
atau perubahan status / kedudukan ke atas (kearah yang lebih baik). Sedangkan
mobilitas sosial vertikal turun adalah orang yang mengalami pergerakan atau perubahan
status / kedudukan kebawah, tetapi mobilitas sosial vertikal (naik atau turun)
sulit dilakukan apabila masyarakat sekitar masih menganut kuat nilai-nilai
primordialisme,
-
Mobilitas
vertikal ke atas: seperti halnya yang dialami saudari Qoriah yang berasal dari
latar belakang keluarga yang kurang mampu, tetapi dia berhasil mengagkat
kedudukan orang tuanya dihadapan masyarakat Desa Sembayat karena walaupun dia
anak orang biasa tetapi dia berahasil menuntut ilmu sampai ke perguruan tinggi.
-
Mobilitas
vertical ke bawah: seperti halnya yang dialami Bapak H. Affandi yang awalnya
dia orang kaya, tetapi sekarang beliau hidup dengan serba pas-pasan karena dia
mengalami gulung tikar dalam bidang pertambakan.
-
Yang
mengalami mobilitas sosial horizontal (sukarela) adalah seseorang atau kelompok
orang yang mengalami mobilitas sosial satu ke mobilitas sosial yang lain tetapi
mobilitas sosial yang dialami orang tersebut masih dalam 1 rangking sosial
secara sukarela(atas kehendak sendiri). Yang mengalami mobilitas sosial
horizontal
(sukarela)
adalah seseorang atau kelompok orang yang mengalami mobilitas sosial satu ke
mobilitas sosial yang lain tetapi mobilitas sosial yang dialami orang tersebut
masih dalam 1 rangking sosial secara terpaksa, biasanya mobilitas ini terjadi
karena seseorang yang mengalami mobilitas itu tidak mempunyai kekuasaan
sendiri, dia mengikuti apa yang dikatakan atasannya.
-
Mobilitas
horizontal (sukarela), contoh: yang dialami oleh Bu Ninik (masyarakat Desa
Sembayat) awalnya beliau bertempat tinggal di kampung Rt.03, tetapi kemudian
beliau berpindah bertempat tinggal di kampong Rt.02.
-
Mobilitas
horizontal (terpaksa), contoh: yang dialami oleh saudari Ririn yang harus
mengikuti dan mentaati apa yang diperintahkan oleh atasannya, dia dipindahkan
dari Alfamidi cabang Malang ke Alfamidi cabang Gresik-Surabaya.
3. Pertanyaan
: Melalui saluran-saluran apa saja individu dapat mengalami mobilitas sosial Vertical (naik atau turun) maupun
horizontal (terpaksa atau sukarela)?
Jawab :
·
Saluran-saluran mobilitas sosial secara
vertical menurut Pitirim A. Sorokin dapat
dilakukan lewat beberapa saluran
a. Angkatan
bersenjata
Angkatan bersenjata
merupakan organisasi yang dapat digunakan sebagai saluran mobilitas vertikal ke
atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit
yang berjasa dalam membongkar sindikat narkoba atau teroris, akan mendapatkan
berupa kenaikan pangkat tanpa mempersoalkan dari golongan masyarakat mana.
b. Lembaga-lembaga
keagamaan
Lembaga ini juga merupakan salah satu saluran
mobilitas sosial vertikal. Walaupun setiap agama menganggap bahwa setiap orang
mempunyai kedudukan yang sederajat, akan tetapi pemuka-pemuka agama selalu
berusaha keras untuk menaikkan mereka yang berkedudukan rendah ke kedudukan
yang tinggi.Misalnya, mereka yang berjasa dalam agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain
lain.
c. Lembaga-lembaga
pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan
pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas,
bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari
kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan
kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
d. Organisasi
politik
Saluran ini dalam berbagai kasus terbukti dapat
memberikan kasus yang sangat besar bagi setiap individu yang ingin mengalami
mobilitas vertical ke atas, seperti halnya angkatan bersenjata, organisasi
politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati
jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.
e. Organisasi
ekonomi
Baik yang bergerak dalam
bidang perusahaaan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi semua orang yang ingin mengalami mobilitas vertikal. Seperti
perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain
dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin besar
prestasinya, maka semakin tinggi jabatannya, sehingga pendapatannya bertambah maka status sosialnya di masyarakat
meningkat.
f. Organisasi Profesi
Organisasi profesi yang anggotanya berprestasi
menyumbangkan pengetahuan/ keahliannya kepada masyarakat dan organisasinya
pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada anggota biasa
g. Perkawinan
Sebuah perkawinan dapat
menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki
status sosial yang tinggi akan dihormati karena pengaruh pasangannya.
Sedangkan
mobilitas horizontal biasanya lebih pada berupa perpindahan seseorang atau
kelompok secara geografis, dari tempat satu ke tempat yang lainnya, sering kali
mobilitas horizontal disebut dengan mobilitas geografis.
4. Pertanyaan
: Apa akibat dari mobilitas sosial baik bagi individu yang mengalami maupun lingkungan mereka berada?
Jawab :
·
Dampak mobilitas sosial
a. Dampak
negatif ( bagi
individu)
-
Walaupun
mobilitas vertikal ke atas dinilai menguntungkan, namun ada dampak psikologis yang ditimbulkan seperti
ketegangan mempelajari peran baru dari jabatan barunya, keretakan hubungan
antaranggota kelompok primer karena berpindah ke status yang lebih tinggi,
kekhawatiran akan beban tanggung jawab baru, kerenggangan hubungan antar
anggota keluarga karena meningkatnya kesibukan yang ditimbulkan oleh jabatan
barunya.
-
Dampak
negatif juga dialami oleh individu yang mengalami mobilitas sosial menurun,
berkaitan dengan hal-hal yang mencemaskan, seperti: gangguan kesehatan (baik
fisik maupun psikologis), keretakan hubungan keluarga, perasaan terasing
(alienasi), menalami social distance,
b. Dampak
negatif ( bagi
kelompok )
-
Walaupun
mobilitas vertikal ke atas dinilai menguntungkan, namun mobilias sosial yang
dialami kelompok sosial tertentu dapat juga menimbulkan terjadinya berbagai
konflik sosial.
2.
Dampak positif
·
Orang-orang akan berusaha
untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk
pindah strata.
·
à Kesempatan ini mendorong orang untuk mau
bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
·
Contoh: Seorang anak
miskin berusaha belajar dengan giat untuk mencapai tingkat pendidikan tinggi
·
2. Mobilitas sosial akan
lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih
baik.
·
Contoh: Indonesia yang
sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.
Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang
berkualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
5. Apakah
faktor yang mempengaruhi dan menghambat mobilitas sosial di lingkungan sekitar?
Faktor yang
mempengaruhi mobilitas sosial di Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik yaitu:
a.
Pendidikan
Pada
masyarakat Desa Sembayat pendidikan merupakan salah satu factor yang menentukan
mobilitas seserorang. Melalui pendidikan orang akan dapat lebih mudah dalam
memperoleh pekerjaan yang berkelas. Contohnya Ibu Rika seorang anak buruh tani
yang mampu malanjutkan sekolahnya hingga
tingkat universitas dan akhirnya sekarang dia bekerja pada sebuah perusahaan
minyak ternama di Indonesia sebagai seorang CEO.
b.
Ketrampilan
Ketrampilan
merupakan salah satu factor penentu mobilitas sosial di Desa Sembayat ini.
Contohnya Pak Amir seorang yang dulunya hanya sebagai karyawan dari perusahaan
pengrajin kayu ukiran. Karena dia kreatif, ia pun mencoba untuk membuka usaha ukiran
kayu sendiri dan ia memutuskan untuk keluar dari kerjanya dan kemudian ia
menjadi seorang wirausaha yang sukses
c.
Tingkat kemujuran
Bukan
hanya dari segi pendidikan dan ketrampilan saja yang mempengaruhi terjadinya
mobilitas sosial, akan tetapi tingkat kemujuran seseorang juga mempengaruhi
terjadinya mobilitas sosial.
Sebagai
contoh , Mbak Yeti yang awalnya hanya bekerja sebagai seorang pembantu rumah
tangga, kemudian ia memenangkan undian dari Bank Mandiri senilai 100 juta
rupiah yang selanjutnya dipergunakan sebagai modal untuk membangun usaha rumah
makan (depot) di desa tersebut. Berkat kegigihannya sekarang ia sudah bisa
membuka 5 cabang depot di Kabupaten Gresik.
Faktor penghambat mobilitas
sosial di Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik :
A
.Kemiskinan
Kemiskinan merupakan slaah satu
penghambat mobilitas sosial di Desa Sembayat. Dengan kemiskinan seseorang tidak
mempunyai modal dan kemampuan untuk mendirikan suatu usaha sebagai pendorong
terjadinya mobilitas sosial. Sebagai contoh : seorang anak buruh tani yang
tidak dapat bersekolah dikarenakan minimnya dana yang dimiliki orang tuanya
sehingga anak tersebut harus melanjutkan profesi orang tuanya sebagai buruh
tani.
B.
Pengaruh sosialisasi yang kuat pada lapisan sosialnya sendiri
Kebanggaan atas lapisan sosial yang
telah ia miliki dapat menghambat terjadinya mobuilitas sosial. Sebagai contoh,
Pak Habib sebagai tuan tanah di Desa Sembayat dengan kekayaan yang sangat
melimpah cenderung mempertahankan keturunannya agar tetap pada lapisan sosial
yang saat ini ia duduki. Ia berusaha agar anaknya tetap bisa mengelola tanah
yang ia miliki dengan baik, agar kekayaannya tidak berkurang dengan
menyekolahkan anaknya pada tingkat perguruan tinggi.
C.
Lokasi yang terisolasi
Desa Sembayat termasuk salah satu
desa yang letaknya terpencil. Sehingga letak desa tersebut menghambat
terjadinya mobilitas sosial.
Sebagai
contoh : Susahnya informasi mengenai adanya beasiswa si perguruan tinggi.
Sehingga, masyarakat miskin yang ingin menyekolahkan anaknya tidak mengetahui
adanya beasiswa tersebut yang mengakibatkan banyak para pemuda yang tidak bisa
melanjutkan studi sampai jenjang perguruan tinggi. Hal ini lah yang menyebabkan
sulitnya warga miskin untuk melakukan mobilitas sosial.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran,
peningkatan, ataupun penurunan status dan peran seseorang. Faktor-faktor
yang mendorong seseorang melakukan mobilitas sosial Menurut berbagai pengamatan
antara lain: Status sosial, Ketidakpuasan seseorang atas status yang diwariskan
oleh orangtuanya, karena orang pada dasarnya tidak dapat memilih oleh siapa ia
dilahirkan, dapat menjadi dorongan untuk berupaya keras memperoleh status atau
kedudukan yang lebih baik dari status atau kedudukan orangtuanya. Keadaan
ekonomi yang tidak menguntungkan, misalnya yang dialami oleh masyarakat di
daerah minus, mendorong mereka untuk berurbanisasi ke kota-kota besar dengan
harapan memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik. Situasi politik yang
tidak menentu, biasanya juga berakibat pada jaminan keamanan yang juga tidak
menentu, dapat mendorong orang untuk meninggalkan tempat itu menuju ke tempat
lain. Mobilitas sosial yang didorong oleh motif keagamaan tampak pada peristiwa
orang berhaji, dan lain sebagainya. Dengan demikian mobilitas sosialm pasti
akan terjadi pada seluruh masyarakat, namun seberapa cepat perubahan tersebut
itulah yang membedakan antara satu tempat dengan tempat yang lainnya tergantung
dari seberapa kuat faktor pendorong dan penghambatnya.
B.
Saran
Mobilitas
sosial pasti akan terjadi pada semua masyarakat termasuk
pada lingkungan sekitar kita. Sementara mobilitas sosial tersebut membawa
beberapa dampak pisitif dan negatif bagi kehidupan masyarakat. Dengan demikian
kita harus dapat menyikapi dan menyaring hal-hal yang masuk pada lingkungan
kita sebagai akibat dari adanya mobilitas sosial. Agar kita dapat memaksimalkan
dampak positif dan meminimalkan dampak negatifnya demi keberlangsungan
kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
·
Subakti,
A. Ramlan dkk. 2011. Sosiologin Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
·
Sutomo
dkk. 2009. Sosiologi. Malang: Graha Indotama
·
Saptono,
Bambang. 2006. Sosiologi. Jakarta: Phibeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar