Selasa, 29 November 2011

Makalah " Mobilitas Sosial "



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “MOBILITAS SOSIAL” tepat pada waktunya.
         
 Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

            Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin

                                                                                               Surabaya, 26 November 2011

                                                                                                PENYUSUN




DAFTAR  ISI
HALAMAN JUDUL  .............................................................  1
KATA PENGANTAR  ..........................................................  2
DAFTAR ISI  .......................................................................   3
BAB I. Pendahuluan   
                               i.            Latar Belakang  ...................................................  4
                             ii.            Rumusan Masalah  ..............................................  4
                          iii.            Batasan Masalah  .................................................  4
                          iv.            Tujuan .................................................................  5
BAB II. Pembahasan
                               i.            Pengertian mobilitas sosial ................................. 6
                             ii.            Bentuk-bentuk dari mobilitas sosial .................... 6
                          iii.            Faktor pendorang dan penghambat
                   mobilitas sosial .................................................... 9
                          iv.            Saluran-saluran mobilitas sosial ......................... 13
                             v.            Dampak dari adanya mobilitas sosial ................. 14
                            vi.            Contoh konkrit terjadinya mobilitas sosial
di linngkungan sekitar ......................................... 16
BAB III. Penutup
                               i.            Kesimpulan  .........................................................  23
                             ii.            Saran  ...................................................................  23
LAMPIRAN ............................................................................ 24
 DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 25                                                                  


BAB I
PENDAHULUAN
          A.    Latar Belakang
Pada masyarakat modern sering kita jumpai fenomena-fenomena keinginan untuk pencapaian status sosial yang lebih tinggi maupun pencapaian penghasilan yang lebih tinggi. Hal tersebut merupakan pendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial demi tercapainya kesejahterahan hiudp. Namun pada kenyataannya mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat tidak hanya bersifat naik ke tingkat yang lebih tinggi, akan tetapi banyak mobilitas sosial turun tanpa direncanakan yang dapat menurunkan status dan penghasilan seseorang. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas dan menjabarkan tentang mobilitas sosial yang terjadi di masyarakat,khususnya pada masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik.

          B.     Rumusan Masalah
·         Apakah pengertian mobilitas sosial?
·         Apa sajakah bentuk-bentuk dari mobilitas sosial?
·         Apa sajakah faktor pendorang dan penghambat mobilitas sosial?
·         Apa sajakah saluran-saluran mobilitas sosial?
·         Bagaimana dampak dari adanya mobilitas sosial?
·         Bagaimana contoh konkrit terjadinya mobilitas sosial di linngkungan sekitar?

          C.    Batasan Masalah
·         Pengertian mobilitas sosial
·         Bentuk-bentuk dari mobilitas sosial
·         Faktor pendorang dan penghambat mobilitas sosial
·         Saluran-saluran mobilitas sosial
·         Dampak dari adanya mobilitas sosial
·         Contoh konkrit terjadinya mobilitas sosial di linngkungan sekitar


          D.    Tujuan     
·         Untuk mengetahui pengertian mobilitas sosial
·         Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari mobilitas sosial
·         Untuk mengetahui faktor pendorang dan penghambat mobilitas sosial
·         Untuk mengetahui saluran-saluran mobilitas sosial
·         Untuk mengetahui dampak dari adanya mobilitas sosial
·         Untuk mengetahui contoh konkrit terjadinya mobilitas sosial di linngkungan sekitar 





BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Mobilitas Sosial
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. 

·         Pengertian Menurut Beberapa Ahli:
  Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
  Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. 
B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial 
               Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.

1. Mobilitas vertikal
               Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
  • Mobilitas vertikal keatas
  • Mobilitas vertikal ke bawah

a.  Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)
 Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
  • Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. 
  • Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik. 
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
  •  Melakukan peningkatan prestasi kerja 
  • Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi

b.   Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
 Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
  •  Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya. 
  • Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B. 
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
  •  Berhalangan tetap atau sementara.
  •  Memasuki masa pensiun. 
  • Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya. 
2. Mobilitas horizontal 
               Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
  • Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya. 
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
  • Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial 
  • Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi. 
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.
  • Mobilitas intragenerasi adalah  mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi. 
  • Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa generasi. 
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
  • Mobilitas intergenerasi naik 
  • Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi turun)  
C. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial 

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial : 

a. Faktor Struktural
               Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
  •  Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan 
  •  Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah 
  •  Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah. 
b. Faktor Individu Faktor individu
               adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
  • Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial. 
  • Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
  • Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan.  
c. Status Sosial 
               Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.

d. Keadaan Ekonomi 
              Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas

e. Situasi Politik 
                Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.

f. Kependudukan (Demografi)
                Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.

g. Keingina Melihat Daerah Lain 
               Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.

h. Perubahan kondisi sosial 
               Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

i. Ekspansi teritorial dan gerak populasi 
              Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.

j.Komunikasi yang bebas 
              Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

k. Pembagian kerja
             Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

l. Kemudahan dalam akses pendidikan 
              Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.

Faktor penghambat mobilitas sosial
              Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
  • Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit 
  • Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan 
  • Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya. 
  • Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat. 
  • Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku. 
  • Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu. 
D. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial 
  1. Angkatan Bersenjata, Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
  2. Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya 
  3. Organisasi Politik Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif 
  4. Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat 
  5. Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. 
  6. Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara lain ikatan 
  7. Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita 
  8. Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih tinggi 

E. Dampak Mobilitas Sosial 
               Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
  1. Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
  2. Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
  3. Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah. 
               Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut.
  • Dampak Positif :
  1. Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi. 
  2. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
  3. Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial. 
  • Dampak Negatif :
  1. Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. : 
1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. 
2) Konflik Antarkelompok sosialKonflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 
3) Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
  1. Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya 
  2. Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
  Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
  Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
  Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.

F. Contoh Mobilitas Sosial yang Kami Identifikasi di Desa Sembayat, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik

1.      Pertanyaan : Bilamana Individu mengalami mobilitas sosial?
Jawab         :
·       Individu akan mengalami mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing) bilamana dia mempunyai keinginan untuk merubah status atau kedudukan kearah yang lebih tinggi, tetapi dia tidak hanya memiliki keinginan saja, tetapi juga dibarengi dengan dia mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki orang lain, sehingga dengan kemampuan khusus yang dimiliki itu, maka dia dapat memperoleh kedudukan yang dia harapkan, kedudukan yang menurutnya baik serta memiliki nilai prestise yang tinggi. Kemampuan yang dimaksud disini bukan hanya kemampuan dalam segi intelektual saja, tetapi kemampuan dalam segi emosional, religious serta financial juga bias mempengaruhi tingkat mobilitas seseorang.
Contoh yang ada di lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik: Saudari Qoriah merupakan anak dari keluarga yang latar belakangnya kurang mampu dalam segi financial, tetapi karena dia memiliki tekat serta kemampuan intelektual yang bagus, sehingga dengan semangat yang dia miliki, dia akhirnya bisa diterima di salah satu perguruan tinggi di Jakarta melalui jalur beasiswa. Sehingga akhirnya dia bisa mengangkat derajat serta kedudukan orang tuanya kearah yang lebih baik (vertikal ke atas).
·     Sedangkan individu akan mengalami mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking), bilamana kemampuan yang dimiliki seseorang tersebut telah tergeser dengan kemampuan orang lain yang lebih baik dari dia, atau bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang menyebabkan dia mengalami mobilitas vertikal menurun.
Contoh yang ada di lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik: Bapak H. Affandi merupakan anggota masyarakat Desa Sembayat yang mengalami mobilitas vertikal menurun disebabkan karena kalahnya persaingan dalam hal pertambakan. Awalnya beliau merupakan golongan orang yang kaya, akan tetapi setelah beliau mengalami gulung tikar akibat kalahnya persaingan dengan temannya sesama petambak sekarang beliau hidup dengan serba pas-pasan.
·    Seseorang mengalami mobilitas horizontal bilamana orang tersebut mengalami mobilitas dari mobilitas satu ke mobilitas yang lain tetapi masih dalam 1 rangking sosial.
Contoh yang ada di lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik: Saudari Ririn merupakan salah satu anggota masyarakat Desa Sembayat yang mengalami mobilitas horizontal, Saudari Ririn merupakan pegawai yang bekerja di Alfamidi, awalnya dia ditempatkan di Alfamidi cabang Malang dan sekarang dia dipindah di Alfamidi cabang perbatasan Gresik-Surabaya, Saudari Ririn kami katakan mengalami mobilitas sosial horizontal, karena walaupun mengalami mobilitas tetapi masih dalam 1 rangking sosial.

     2.      Pertanyaan: Siapakah yang mengalami mobilitas sosial baik vertikal (naik atau turun) maupun horizontal (terpaksa atau sukarela)?
Jawab       :
·      Yang mengalami mobilitas sosial vertikal naik adalah orang yang mengalami pergerakan atau perubahan status / kedudukan ke atas (kearah yang lebih baik). Sedangkan mobilitas sosial vertikal turun adalah orang yang mengalami pergerakan atau perubahan status / kedudukan kebawah, tetapi mobilitas sosial vertikal (naik atau turun) sulit dilakukan apabila masyarakat sekitar masih menganut kuat nilai-nilai primordialisme,
-          Mobilitas vertikal ke atas: seperti halnya yang dialami saudari Qoriah yang berasal dari latar belakang keluarga yang kurang mampu, tetapi dia berhasil mengagkat kedudukan orang tuanya dihadapan masyarakat Desa Sembayat karena walaupun dia anak orang biasa tetapi dia berahasil menuntut ilmu sampai ke perguruan tinggi.
-          Mobilitas vertical ke bawah: seperti halnya yang dialami Bapak H. Affandi yang awalnya dia orang kaya, tetapi sekarang beliau hidup dengan serba pas-pasan karena dia mengalami gulung tikar dalam bidang pertambakan.
-          Yang mengalami mobilitas sosial horizontal (sukarela) adalah seseorang atau kelompok orang yang mengalami mobilitas sosial satu ke mobilitas sosial yang lain tetapi mobilitas sosial yang dialami orang tersebut masih dalam 1 rangking sosial secara sukarela(atas kehendak sendiri). Yang mengalami mobilitas sosial horizontal
(sukarela) adalah seseorang atau kelompok orang yang mengalami mobilitas sosial satu ke mobilitas sosial yang lain tetapi mobilitas sosial yang dialami orang tersebut masih dalam 1 rangking sosial secara terpaksa, biasanya mobilitas ini terjadi karena seseorang yang mengalami mobilitas itu tidak mempunyai kekuasaan sendiri, dia mengikuti apa yang dikatakan atasannya.
-          Mobilitas horizontal (sukarela), contoh: yang dialami oleh Bu Ninik (masyarakat Desa Sembayat) awalnya beliau bertempat tinggal di kampung Rt.03, tetapi kemudian beliau berpindah bertempat tinggal di kampong Rt.02.
-          Mobilitas horizontal (terpaksa), contoh: yang dialami oleh saudari Ririn yang harus mengikuti dan mentaati apa yang diperintahkan oleh atasannya, dia dipindahkan dari Alfamidi cabang Malang ke Alfamidi cabang Gresik-Surabaya.

     3.      Pertanyaan : Melalui saluran-saluran apa saja individu dapat mengalami mobilitas sosial Vertical (naik atau turun) maupun horizontal (terpaksa atau sukarela)?
Jawab       :
·    Saluran-saluran mobilitas sosial secara vertical menurut Pitirim A. Sorokin dapat     dilakukan lewat beberapa saluran
a.      Angkatan bersenjata
Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan sebagai saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa dalam membongkar sindikat narkoba atau teroris, akan mendapatkan berupa kenaikan pangkat tanpa mempersoalkan dari golongan masyarakat mana. 
b.      Lembaga-lembaga keagamaan
Lembaga ini juga merupakan salah satu saluran mobilitas sosial vertikal. Walaupun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat, akan tetapi pemuka-pemuka agama selalu berusaha keras untuk menaikkan mereka yang berkedudukan rendah ke kedudukan yang tinggi.Misalnya, mereka yang berjasa dalam  agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.

c.       Lembaga-lembaga pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
d.      Organisasi politik
Saluran ini dalam berbagai kasus terbukti dapat memberikan kasus yang sangat besar bagi setiap individu yang ingin mengalami mobilitas vertical ke atas, seperti halnya angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.
e.       Organisasi ekonomi
Baik yang bergerak dalam bidang perusahaaan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi semua orang yang ingin mengalami mobilitas vertikal. Seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain  dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin besar prestasinya, maka semakin tinggi jabatannya, sehingga pendapatannya bertambah  maka status sosialnya di masyarakat meningkat.
f.       Organisasi Profesi
Organisasi profesi yang anggotanya berprestasi menyumbangkan pengetahuan/ keahliannya kepada masyarakat dan organisasinya pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada  anggota biasa
g.      Perkawinan
Sebuah perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan dihormati karena pengaruh pasangannya.

               Sedangkan mobilitas horizontal biasanya lebih pada berupa perpindahan seseorang atau kelompok secara geografis, dari tempat satu ke tempat yang lainnya, sering kali mobilitas horizontal disebut dengan mobilitas geografis.

     4.    Pertanyaan : Apa akibat dari mobilitas sosial baik bagi individu yang mengalami maupun lingkungan mereka berada?
            Jawab      :
·      Dampak mobilitas sosial
a.   Dampak negatif ( bagi individu)
-       Walaupun mobilitas vertikal ke atas dinilai menguntungkan, namun ada  dampak psikologis yang ditimbulkan seperti ketegangan mempelajari peran baru dari jabatan barunya, keretakan hubungan antaranggota kelompok primer karena berpindah ke status yang lebih tinggi, kekhawatiran akan beban tanggung jawab baru, kerenggangan hubungan antar anggota keluarga karena meningkatnya kesibukan yang ditimbulkan oleh jabatan barunya.
-       Dampak negatif juga dialami oleh individu yang mengalami mobilitas sosial menurun, berkaitan dengan hal-hal yang mencemaskan, seperti: gangguan kesehatan (baik fisik maupun psikologis), keretakan hubungan keluarga, perasaan terasing (alienasi), menalami social distance,  
b.   Dampak negatif ( bagi kelompok )
-       Walaupun mobilitas vertikal ke atas dinilai menguntungkan, namun mobilias sosial yang dialami kelompok sosial tertentu dapat juga menimbulkan terjadinya berbagai konflik sosial.
2. Dampak positif
·         Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata.
·          à  Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
·         Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat untuk mencapai tingkat pendidikan tinggi
·         2. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
·         Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang berkualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
 
     5.      Apakah faktor yang mempengaruhi dan menghambat mobilitas sosial di lingkungan sekitar?
        Faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial di Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik yaitu:
a.      Pendidikan
Pada masyarakat Desa Sembayat pendidikan merupakan salah satu factor yang menentukan mobilitas seserorang. Melalui pendidikan orang akan dapat lebih mudah dalam memperoleh pekerjaan yang berkelas. Contohnya Ibu Rika seorang anak buruh tani yang  mampu malanjutkan sekolahnya hingga tingkat universitas dan akhirnya sekarang dia bekerja pada sebuah perusahaan minyak ternama di Indonesia sebagai seorang CEO.
b.      Ketrampilan
Ketrampilan merupakan salah satu factor penentu mobilitas sosial di Desa Sembayat ini. Contohnya Pak Amir seorang yang dulunya hanya sebagai karyawan dari perusahaan pengrajin kayu ukiran. Karena dia kreatif, ia pun mencoba untuk membuka usaha ukiran kayu sendiri dan ia memutuskan untuk keluar dari kerjanya dan kemudian ia menjadi seorang wirausaha yang sukses
c.       Tingkat kemujuran
Bukan hanya dari segi pendidikan dan ketrampilan saja yang mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial, akan tetapi tingkat kemujuran seseorang juga mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial.
Sebagai contoh , Mbak Yeti yang awalnya hanya bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga, kemudian ia memenangkan undian dari Bank Mandiri senilai 100 juta rupiah yang selanjutnya dipergunakan sebagai modal untuk membangun usaha rumah makan (depot) di desa tersebut. Berkat kegigihannya sekarang ia sudah bisa membuka 5 cabang depot di Kabupaten Gresik.

               Faktor penghambat mobilitas sosial di Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik :
A .Kemiskinan
            Kemiskinan merupakan slaah satu penghambat mobilitas sosial di Desa Sembayat. Dengan kemiskinan seseorang tidak mempunyai modal dan kemampuan untuk mendirikan suatu usaha sebagai pendorong terjadinya mobilitas sosial. Sebagai contoh : seorang anak buruh tani yang tidak dapat bersekolah dikarenakan minimnya dana yang dimiliki orang tuanya sehingga anak tersebut harus melanjutkan profesi orang tuanya sebagai buruh tani.

B. Pengaruh sosialisasi yang kuat pada lapisan sosialnya sendiri
            Kebanggaan atas lapisan sosial yang telah ia miliki dapat menghambat terjadinya mobuilitas sosial. Sebagai contoh, Pak Habib sebagai tuan tanah di Desa Sembayat dengan kekayaan yang sangat melimpah cenderung mempertahankan keturunannya agar tetap pada lapisan sosial yang saat ini ia duduki. Ia berusaha agar anaknya tetap bisa mengelola tanah yang ia miliki dengan baik, agar kekayaannya tidak berkurang dengan menyekolahkan anaknya pada tingkat perguruan tinggi.

C. Lokasi yang terisolasi
            Desa Sembayat termasuk salah satu desa yang letaknya terpencil. Sehingga letak desa tersebut menghambat terjadinya mobilitas sosial.
Sebagai contoh : Susahnya informasi mengenai adanya beasiswa si perguruan tinggi. Sehingga, masyarakat miskin yang ingin menyekolahkan anaknya tidak mengetahui adanya beasiswa tersebut yang mengakibatkan banyak para pemuda yang tidak bisa melanjutkan studi sampai jenjang perguruan tinggi. Hal ini lah yang menyebabkan sulitnya warga miskin untuk melakukan mobilitas sosial.






BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
              Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran seseorang. Faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan mobilitas sosial Menurut berbagai pengamatan antara lain: Status sosial, Ketidakpuasan seseorang atas status yang diwariskan oleh orangtuanya, karena orang pada dasarnya tidak dapat memilih oleh siapa ia dilahirkan, dapat menjadi dorongan untuk berupaya keras memperoleh status atau kedudukan yang lebih baik dari status atau kedudukan orangtuanya. Keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan, misalnya yang dialami oleh masyarakat di daerah minus, mendorong mereka untuk berurbanisasi ke kota-kota besar dengan harapan memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik. Situasi politik yang tidak menentu, biasanya juga berakibat pada jaminan keamanan yang juga tidak menentu, dapat mendorong orang untuk meninggalkan tempat itu menuju ke tempat lain. Mobilitas sosial yang didorong oleh motif keagamaan tampak pada peristiwa orang berhaji, dan lain sebagainya. Dengan demikian mobilitas sosialm pasti akan terjadi pada seluruh masyarakat, namun seberapa cepat perubahan tersebut itulah yang membedakan antara satu tempat dengan tempat yang lainnya tergantung dari seberapa kuat faktor pendorong dan penghambatnya.

B.      Saran
              Mobilitas sosial pasti akan terjadi pada semua masyarakat termasuk pada lingkungan sekitar kita. Sementara mobilitas sosial tersebut membawa beberapa dampak pisitif dan negatif bagi kehidupan masyarakat. Dengan demikian kita harus dapat menyikapi dan menyaring hal-hal yang masuk pada lingkungan kita sebagai akibat dari adanya mobilitas sosial. Agar kita dapat memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatifnya demi keberlangsungan kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera.



DAFTAR PUSTAKA

·         Subakti, A. Ramlan dkk. 2011. Sosiologin Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
·         Sutomo dkk. 2009. Sosiologi. Malang: Graha Indotama
·         Saptono, Bambang. 2006. Sosiologi. Jakarta: Phibeta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar